Jika telur dibiarkan di alam bebas tingkat keberhasilan hidupnya sangat kecil karena banyaknya predator di darat maupun di laut seperti anjing, biyawak, kepiting, burung, tikus atau ikan hiu. “Karena itu, sebisa mungkin kami tetaskan di penangkaran. Bayi penyu dipelihara hingga berusia di atas enam bulan. Kemudian baru dilepas ke laut,” tutur Ketua KBPL Batuhiu Didin Saefudin didampingi anggotanya, Zaenal kemarin. Jika dilepas kurang dari enam bulan, lanjut dia, bayi penyu atau tukik tersebut sangat riskan dimangsa predator karena ukurannya kecil dan gerakannya masih lambat.
Waktu pendaratan penyu di Batuhiu, kata dia, biasanya antara bulan Juni hingga Januari. Karena itu selama musim pendaratan Didin bersama dengan anggota kelompok KPBL selalu memantau lokasi pantai. Menurut dia, saat ini ada tujuh titik pendaratan penyu. “Penyu mempunyai naluri yang bisa dipelajari, biasanya kalau dilepas di satu tempat, suatu saat akan kembali bertelur di tempat tersebut bahkan sampai berulang-ulang,” terangnya. (RadarTasikmalaya)
sumber : http://www.mypangandaran.com/berita/detail/kecamatan-parigi/791/218-telur-penyu-hijau-ditemukan-di-batuhiu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar